KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil
menyelesaikanlaporan ini. Laporan ini berisikan tentang
” korosi pada paku ”. Di harapkanlaporan ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang ” korosi pada paku “.
Saya
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir
kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Bulukumba,19 oktober
2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... I....
DAFTAR
ISI....................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan.............................................................................................. 1
C. Manfaat ........................................................................................... 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian besi dan
korosi.......................................................... 2
B. Penyebab korosi dan pengendalian
korosi.............................. 3
BAB
III PROSEDUL PRAKTIKUM
A. Alat dan
bahan............................................................................... 5
B. Langka
kerja................................................................................... 5
C. Waktu pengamatan....................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil................................................................................................. 6
B. Pembahasan ................................................................................. 7
BAB V MENJAWAB
PERTANYAAN............................................................ 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 10
B. Saran.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir
dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada
besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua
logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak
perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena
itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama.
Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh
karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini
difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah
yangdapat menghambat terjadinya korosi..
B. Tujuan
Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui paku
pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2. Faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan besiberkarat.
3. Cara pencegahan korosi pada
besi.
A. Manfaat
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui sifat dari
berbagai bahan terhadap besi.
2. Dapat menambah informasi mengenai
korosi (karat).
3. Dapat melatih siswa agar terampil
dalam melakukan kegiatan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Besi
dan Korosi
1. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi
(tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang
bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal itu karena beberapa hal,
diantaranya:
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2. Korosi
Korosi adalah
kerusakan atau degradasi logam akibat
reaksiredoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan
besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrodalainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrodalainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
B. Penyebab korosi dan
Pengendalian korosi
1. Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
2. Pengendalian
korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi
umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya
korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless
steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan
besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
6
buah paku
6 buah
gelas aqua plastik
Air Biasa
Air
yang sudah dipanas
Larutan
garam
Larutan
cuka
Karet
gelang
B. Langka kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
2. Siapkan tabel hasil pengamatan
seperti berikut.
Identitas Aqua gelas
|
Perubahan yang terjadi
|
A
|
Hari ke-1:
Hari ke-2:
Hari ke-3:
Hari ke-4
Hari ke-5:
Hari ke-6:
Hari ke-7:
|
B
|
|
3. Beri identitas aqua gelas
tersebut dari A-F
4. Perlakuan paku setiap aqua gelas
sebagai berikut :
Pada aqua gelas A:
diisi paku saja dengan keadaan terbuka
Pada aqua gelas B:
diisi paku dan air biasa.
Pada aqua gelas C:
diisi paku dan air yang sudah mendidih.
Pada aqua gelas D
sama perlakuannya dengan aqua gelas A tetapi bedanya pada aqua D di beri tutup dengan
plastik yang telah di sediakan dan di ikatkan dengan karet gelang.
Pada aqua gelas E :
diisi paku dan air serta ditambah garam 1 sendok makan.
Pada aqua gelas F:
diisi paku dan air serta di tambah larutan cuka 2 sendok makan.
5. Setelah semua selesai letakkan ke
8 aqua gelas tersebut di tempat yang baik yang tidak terkena sinar matahari
6. Kemudian amati dan catat
perubahan yang terjadi selama 1 minggu
C. Waktu pengamatan
Pengamatan
dilakukan pada tanggal 14 oktober 2013 sampai 19 oktober 2013.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari
pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil sbb.
Identitas
Gelas
|
Perubahan yang Terjadi
|
A
|
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi
|
B
|
Hari ke-1:
Belum ada Perubahan
Hari ke-2:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
dibagian bawah
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
Dibagian tengah,
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
dan warna air menjadi kuning.
Hari ke-5:
Mengalami korosi dan warna air menjadi kuning.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak
|
C
|
Hari ke-1: Belum ada perubahan
Hari ke-2: Terjadi perubahan sedikit korosi
Hari ke-3: Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air sedikit
kekuninggan
Hari ke-4:
Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air pada paku menguning.
Hari ke-5:
Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku
|
D
|
Hari ke-1: Belum ada perubahan
Hari ke-2: Belum ada perubahan
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi
|
E
|
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Belum ada perubahan
Hari ke-3:
Mulai mengalami perubahan
Hari ke-4:
Mulai mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air pada paku
menguning.Serta terjadi penguapan.
Hari ke-5:
Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.
Dan korosi lebih banyak Serta terjadi penguapan.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku dan warna air
menguning.Serta terjadi penguapan.
|
F
|
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Mulai mengalami perubahan
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan paku
berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan paku
berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih
Hari ke-5:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku berubah
menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-6:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku berubah
menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
|
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan tersebut, kita memberikan 4
perlakuan beda pada paku yaitu paku yang diberi air biasa, paku yang diberi air
yang sudah dimasak, pemberian air garam pada paku, pemberian air cuka pada paku
tersebut serta 2 perlakuan berbeda pada aqua gelas yaitu aqua gelas tertutup
dan tidak tertutup.
Dari hasil pengamatan selama 6 hari kami mendapati
bahwa pada medium aqua terbuka pada paku A (tanpa air) tidak terjadi korosi,
pada paku B (air biasa) terjadi korosi secara menyeluruh pada paku dan membuat
air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning ,pada paku C(air yang
sudah dimasak) terjadi korosi dan membuat air pada paku tersebut berubah
warnanya menjadi kuning, Kami juga melakukan pangamatan pada medium aqua gelas
tertutup dan kami mendapati bahwa paku D(tanpa air) tidak terjadi korosi
sedikitpun dalam 6 hari pengamatan, pada paku E( air garam ) terjadi korosi
secara keseluruhan dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi
kuning serta terjadi penguapan, sedangkan pada paku F(air cuka)
CH3COOH terjadi korosi secara keseluruhan dengan keadaan paling cepat
terjadinya korosi di bandingkan dengan keadaan lain tetapi paku berwarna hitam.
Hal ini di karenakan asam lebih cepat menyebabkan korosi.
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku
yang tidak terkena air tidak mengalami korosi. Perbedaan juga terjadi
antara paku di air biasa/ air panas / air garam dengan paku di air cuka.
Korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air biasa/ air panas /
air garam berwarna kuning dan air juga berubah menjadi kuning,
karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen. sedangkan korosi yang
terjadi pada paku yang diletakkan di air cuka berwarna hitam, korosi
tersebut terjadi karena asam pada cuka.
BAB V
MENJAWAB PERTANYAAN
MENJAWAB PERTANYAAN
1. Apa guna CaCl2 dalam
percobaan korosi?
Jawab : yaitu untuk mencegah korosi atau pengkaratan
pada Fe atau Paku. CaCl2 menyerap uap air karena itu di dalam
tabung hanya terdapat besi dan oksigen,sehingga besi tidak dapat mengalami
reaksi reduksi dan korosi tidak terjadi. Dan CaCl2berfungsi untuk
membantu meningkatkan kadar kalsium air, yang pada gilirannya meminimalkan
potensi terjadinya korosi,
karena kalsium klorida padat dapat menghilangkan air terlarut
2. Mengapa air dalam botol C didikan
terlebih dahulu ?
Jawab : karena air yang telah didihkan tersebut akan
kehilangan kandungan oksigen terlarutnya, karena pada proses pemanasan akan
terjadi penguapan.
3. Dalam botol yang mana paku paling
cepat berkarat ?
Jawab : pada tabung ketiga yang berisi paku berisi air
panas. Hal ini terjadi karena seperti yang kita ketahui bahwa
faktor utama penyebab terjadinya korosi adalah adanya air dan
oksigen. Pada tabung ketiga yang berisi air panas, terdapat air dan oksigen
terlarut. Selain itu, keadaan tabung yang terbuka, memungkinkan oksigen yang
berada di udara dapat berikatan dengan air biasa, akibatnya keadaan tabung
menjadi kaya oksigen (O2), sehingga korosi dapat terjadi pada paku di tabung
ketiga.
4. Zat apakah yang menyebabkan
timbulnya perkaratan pada paku ?
Udara – OüJawab
: 2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi
dengan udara disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksidengan
mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
Air – Hü2O
: Korosi juga akan terjadi jika pereduksinyaadalah air (H2O) ,
sehingga jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi
dengan air (O2 )
Jenis Pereduksi : tidak semua pereduksi mampu menyebabkan korosi, contohnya
HCl, dan larutan lainya dari asam halida.ü
Jenis Logam : Logam yang sangat reaktif dapat mencegah logam lain untuk
bereduksi sehingga kejadian korosi dapat dicegah.ü
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan
bahwa paku yang tidak mengalami korosi terjadi pada paku A dan D(paku terbuka
tanpa air dan paku tertutup tanpa air) hal ini bisa terjadi karena
tidak ada kontak langsung antara oksigen dan air serta plastik merupakan
pencegahan agar tidak terjadi korosi.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi
Adalah
A) Air
B) Oksigen
A) Air
B) Oksigen
Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat
Terjadinya Korosi
A) Elektrolit
B) Permukaan Besi
A) Elektrolit
B) Permukaan Besi
Cara Mengatasi Korosi Adalah
A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat
A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat
B. Saran
Setiap
melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta
memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak
referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam
penyusunan laporan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA