Friday 22 August 2014

Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal Efek Leidenfrost, yaitu fenomena dimana cairan yang kontak dengan suatu bahan yang jauh lebih panas dari titik didih cairan itu, akan menghasilkan lapisan uap isolasi yang menjaga cairan agar tidak menguap dengan cepat. 

Fenomena ini paling sering terlihat ketika memasak, setetes air dalam panci yang suhunya jauh diatas titik didih air atau di atas titik Leidenfrost, maka tetesan air tersebut akan bergulir di panci dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menguap daripada di dalam panci yang suhunya dibawah titik Leidenfrost (tapi masih di atas titik didihnya). 


Efek ini juga menjelaskan mengapa tangan kita baik-baik saja walaupun dituangkan nitrogen cair. Nitrogen memiliki titik didih −196°C, dan suhu tubuh manusia adalah sekitar 37°C, ini sangat panas bagi nitrogen. 

Lalu, saat bertemunya nitrogen cair dengan tangan, efek Leidenfrost pun terjadi. Nitrogen cair akan tertahan oleh uapnya sendiri, ini menyebabkan tetes-tetes nitrogen cair menjauh dari permukaan kulit. 


Akan tetapi, ini tidak akan terjadi selamanya, bila kita terlalu lama menuangkan nitrogen cair ke tangan kita, tangan akan mendingin dan menyebabkan nitrogen cair tidak menguap secepat sebelumnya. 

Jadi, ketika setetes air menyentuh permukaan yang panas (sedikit diatas titik didihnya), tetes air tersebut dengan cepat menguap. 


Tapi jika tetesan air dijatuhkan/menyentuh permukaan yang sangat panas (jauh diatas titik didihnya), hanya sedikit dari lapisan luar tetesan itu yang menguap, menghasilkan efek isolasi yang menyebabkan tetesan sisa bergulir di permukaan yang panas.

Nah, ketika tetesan air menghantam permukaan yang sangat panas tapi halus, mereka cenderung bergulir atau melompat-lompat ke arah yang acak. Namun para peneliti telah menemukan bahwa jika permukaan yang sangat panas memiliki tekstur bergerigi, tetesan hanya bergerak dalam satu arah saja.

  

Dua orang mahasiswa dari universitas Bath, Carmen Cheng dan Matthew Guy, membangun sebuah labirin alumunium yang permukaannya bergerigi kemudian dipanaskan diatas titik Leidenfrost dari air.

Ketika tetesan-tetesan air dijatuhkan pada labirin ini, tampak seolah-olah tetesan-tetesan air tersebut dapat melintasi lorong-lorong labirin yang kompleks dengan sendirinya.

Sunday 3 August 2014

Penyebab benda tampak bergelombang ketika udara panas

Penyebab benda tampak bergelombang ketika udara panas

Saat sedang berjalan di tengah hari yang sangat panas, gedung, jalan, dan mobil akan terlihat bergelombang. Mengapa bisa begitu?


Pada saat hari yang sangat panas itu terjadi pembiasan cahaya dari benda yang kita lihat ke mata kita melalui media yang berbeda. Akibatnya, benda tersebut hanya terlihat bergelombang di mata kita.

Bagaimana bisa cahaya benda itu dibiaskan melalui medium yang berbeda? Padahal hanya ada udara di antara benda dan mata kita?

Ya, memang hanya ada udara panas, tetapi panasnya juga berbeda-beda, tergantung panas yang diberikan oleh bumi kepada udara tersebut. Perbedaan temperatur ini ternyata juga mempengaruhi pembiasan cahaya yang melaluinya.

Akibatnya, cahaya benda tersebut yang melewati udara dengan temperatur yang berbeda-beda akan dibiaskan dengan sudut yang berbeda-beda pula, sehingga terlihat berlekuk-lekuk oleh mata kita.



Lalu bagaimana benda tersebut bisa tampak bergelombang?


Jangan lupa bahwa udara panas cenderung naik ke atas. Yang terjadi pada udara di depan kita adalah perpindahan udara panas dan sejuk. Udara panas akan naik dan digantikan oleh udara sejuk.

Kemudian, ada udara panas lain yang naik menggantikan udara sejuk itu. Demikian seterusnya. Pola udara panas-sejuk-panas inilah yang membuat cahaya yang diterima oleh mata kita dibiaskan dengan sudut yang berganti-ganti, sehingga tampak bergelombang di mata kita.

(sumber Apa Kabar Dunia)

Saturday 19 July 2014

Aramu Muru

Beberapa orang menganggapnya hanyalah sebuah pekerjaan yang belum selesai dari tukang batu kuno. Tapi banyak legenda setempat mengatakan bahwa Aramu Muru adalah portal atau gerbang ke dunia lain.


Tidak diketahui kapan Aramu Muru dibuat dan siapa yang membuatnya - tetapi kemungkinan besar Aramu Muru dibuat sebelum Inca. Tidak ada penelitian arkeologi telah dilakukan di sini.

Portal batu besar ini terletak di tempat yang tidak biasa yaitu di hutan batu Hayu Marca ("Kota para dewa") di dekat tepi Danau Titicaca. Puncak raksasa dari granit merah menjulang dari tanah kering Altiplano di sini.

Proses erosi telah membentuk jembatan alam, gua-gua aneh dan patung-patung alam. Seringkali sulit untuk mengatakan apakah beberapa bentuk aneh telah dibentuk oleh alam atau manusia.

Aramu Muru dipotong di sisi salah satu puncak granit tersebut. Portal ini tingginya 7 m dan lebar 7 m, dengan ceruk berbentuk seperti huruf "T" di tengah bawah. Permukaan portal dipoles. Ceruk dalamnya sekitar 2 m - cukup untuk satu orang masuk ke dalamnya. Di tengah-tengah ceruk ada ceruk yang lebih kecil.

Di sisi lain dari tebing, pada jaman dulu terletak sebuah terowongan, yang sekarang diblokir dengan batu untuk mencegah orang-orang memasukinya agar tidak terjadi kecelakaan. Beberapa orang percaya bahwa terowongan itu menuju ke Tiahuanaco.



Monumen-monumen Kuno yang Mirip

Bagi mereka yang percaya bahwa Aramu Muru adalah gerbang ke dimensi lain, mereka berargumen bahwa gerbang ini mirip gerbang-gerbang yang ditemukan di Reruntuhan Paquime Casa Grande di Chihuahua, Meksiko seperti dibawah ini

Paquime Casa Grande


Pintu-pintu di Paquime yang juga berbentuk huruf "T"

Dan seringkali juga dihubungkan dengan Gerbang Matahari atau Stargate yang ditemukan di Tiwanaku seperti dibawah ini:

Gerbang yang diberi dijuluki sebagai Stargate di Tiwanaku


Atau juga seringkali dikaitkan dengan Makam raja Midas di Turki



Beberapa arkeolog berpikir ini adalah makam Midas, namun baru-baru ini beberapa arkeolog ada juga yang berpendapat ini adalah sebuah kuil Dewi Cybele. Sedangkan beberapa penggemar teori portal, menganggap ini adalah salah satu portal dari dunia kuno

Sedangkan bagi mereka yang percaya bahwa Amaru Muru hanyalah pekerjaan yang tidak selesai berargumen bahwa Gerbang ini memiliki beberapa kesamaan mendasar dengan arsitektur batu yang dipotong di India yang juga belum selesai yang bernama Gua Son Bhandar atau Gua Bihar. Legenda lokal di sana juga menceritakan tentang harta yang luar biasa banyak di dalamnya.






Mimpi Jose Luis Delgado Mamani

Pemandu wisata lokal Jose Luis Delgado Mamani punya mimpi yang tidak biasa di tahun 90an. Dia melihat gunung merah aneh dengan gerbang dipotong di dalamnya. Pintu portal ini terbuka dan cahaya biru berkilauan bersinar dari dalamnya.


Mamani terkejut menemukan pegunungan yang mirip dengan yang ada di mimpinya. Dia bertanya pada penduduk lokal apakah ada beberapa gerbang yang dipotong pada tebing ini? Dan, ya, mereka membenarkan, gerbang itu memang ada. Beberapa mencoba menghalangi Mamani untuk pergi ke sana, karena penduduk lokal percaya bahwa gerbang tersebut menuju ke alam lain.

Ketika Mamani mencapai gerbang tersebut, ia hampir pingsan kegirangan, ini adalah situs yang ia lihat dalam mimpinya.

Cerita ini segera menjadi headline surat kabar lokal dan beberapa lama kemudian menyebar ke pers internasional.

Menurut legenda lokal (mungkin - sedikit dihiasi dengan beberapa mistik kontemporer), gerbang ini mengarah ke dunia roh atau bahkan ke dunia para dewa.



Portal Keabadian 

Portal ini dibuat di masa lalu. Pada waktu itu para pahlawan besar bisa melewati portal dan bergabung di jajaran para dewa. Kadang-kadang dewa-dewa ini kembali ke bumi melalui gerbang ini "untuk memeriksa semua kerajaan".




Cakram Emas 

Legenda mengatakan bahwa gerbang itu terbuka untuk sementara waktu di abad ke-16. Waktu itu conquistador Spanyol membantai orang-orang Inca dan menjarah harta yang banyak di kota Cusco.


Di kuil Inca yang paling penting - kuil Coricancha (sekarang disana berdiri Gereja Santo Domingo) - terletak peninggalan yang sangat berharga yaitu cakram-cakram emas.

Menurut legenda, cakram ini diberikan oleh dewa untuk bangsa Inca. Cakram-cakram tersebut memiliki kemampuan penyembuhan yang mujarab.

Dua cakram tersebut disita oleh orang Spanyol, tapi yang ketiga (yang terbesar) menghilang tanpa jejak.



Lari dari Cusco menuju ke dunia lain

Seorang imam candi Coricancha - bernama Aramu Muru - berhasil melarikan diri dari malapetaka mematikan di Cusco. Dia membawa cakram emas yang paling besar tersebut bersamanya.


Aramu Muru mencapai bukit Hayu Marca dan bersembunyi di sana untuk sementara waktu. Dia kemudian bertemu dengan seorang imam Inca - penjaga portal dan, ketika penjaga tersebut tahu bahwa Aramu Muru berusaha menyelamatkan salah satu cakram emas, maka diaturlah ritual khusus di pintu gerbang.

Ritual rahasia ini membuka portal raksasa dan cahaya biru bersinar dari dalamnya. Aramu Muru memasuki portal dan tidak pernah terlihat lagi. Pintu gerbang itu pun mendapatkan namanya.



Penodaan 

Kemudian tempat ini ditemukan oleh orang Spanyol. Mereka menodainya, menghancurkan setiap artefak yang terlihat dan menyatakan bahwa ini adalah tempat yang jahat, pintu gerbang ke neraka.

Legenda diataspun bercerita tentang masa depan: satu hari portal ini akan terbuka. Dan portal akan tampak jauh lebih besar daripada yang terlihat sekarang. Dewa akan kembali melalui gerbang itu ke Bumi dengan kapal matahari mereka.



Mitologi Modern 

Situs legendaris ini juga telah menjadi inspirasi bagi banyak cerita dan teori kontemporer. Misalnya, beberapa warga mengatakan bahwa kedatangan "dewa" sekarang ini kadang dapat diamati. Dari waktu ke waktu terlihat penampakan cahaya biru misterius bersinar dari ceruk dan mahluk bersinar keluar dari portal ini.

Cerita lain mengatakan, bahwa pada waktu tertentu dalam setahun tebing ini menjadi transparan. Peneliti kegiatan paranormal melaporkan bola biru bersinar dan cakram berbentuk benda putih terang muncul di sini.


Aramu Muru sering dikunjungi oleh wisatawan, yang tertarik pada tempat-tempat yang misterius. Pencari pengalaman mistis melangkah masuk ke dalam ceruk dan menyandarkan kepala mereka ke tebing. Beberapa orang yang melakukan itu melaporkan melihat bintang-bintang, beberapa lagi melihat kolom api, beberapa lainnya mengaku mendengar musik berirama.

Di zaman yang katanya modern seperti abad ke-20 dan ke-21 ini, legenda-legenda baru terus bermunculan entah dari mana di berbagai situs di seluruh dunia. Ada yang mengatakan "Aramu Muru", terkait dengan alien kuno yang pernah mengunjungi bumi, ada juga yang mengkaitkannya dengan Lemuria dan Mu.


Penjelasan yang paling masuk akal mungkin adalah bahwa Aramu Muru adalah batu candi yang belum selesai. Seiring waktu berlalu, orang-orang terpesona oleh pintu ini, dan terinspirasi untuk menciptakan legenda tentang gerbang ke dunia roh atau gerbang ke dimensi lain atau gerbang ke sisi lain alam semesta.

Friday 18 July 2014

Al-qur'an

Al-qur'an menjelaskan tentang masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.